Kumpulan puisi tentang hari pendidikan nasional 2018

Gambar puisi pendidikan nasional
Puisi tentang pendidikan nasional 4 bait — Setiap tahun tanggal 2 mei selalu di peringati dengan hari pendidikan nasional di indonesia. Karena tanggal tersebut di pilih berdasarkan dengan tanggal kelahiran bapak pendidikan yaitu ki hajar dewantara, sosok Ki Hajar Dewantara mempunyai nama kecil Soewardi Soerjaningrat dikenal sebagai tokoh yang gigih memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia melalui jalur pendidikan.
Sebagai bentuk penghargaan dan pengormatan saya terhadap jasa Ki Hajar Dewantara dalam bidang pendidikan, tak ada salahnya jika kita sebagai penerus bangsa bisa mengapresiasikan dalam wujud puisi dengan tema pendidikan nasional. Baik itu puisi berisi tentang realitas dan harapan-harapan saya sebagai rakyat Indonesia terhadap kemajuan pendidikan nasional. Seperti berikut ini :
Contoh puisi tema pendidikan nasional
Pendidikan Milik Kita
Pendidikan adalah hak semua
Tak pandang muda, tua
Kaya, papa
Mendidik adalah keharusan semua
Orang tua, guru, lingkungan
Memajukan pendidikan adalah kewajiban semua
Pemerintah, masyarakat
Ketika pendidikan hanya parsial
Merasa bukan hak dan kewajiban:
Tunggulah kehancuran
Saat moral semakin bejat
Ketika karakter semakin rusak
Pendidikan adalah milik kita:
Semuanya
Jangan Takut
Jangan takut, kawan
Saat orang-orang meragukan
Akan menjadi apa engkau kelak
Yakinlah, kawan
Kuasa Tuhan takkan sia-siakan
Kau adalah generasi brilian
Lahir di, dari dan untuk negeri
Jangan risau, kawan
Atas cemoohan orang-orang
Kau akan jadi bintang
Tetaplah tegak berjalan
Mengayuh jejak pendidikan
Setahap demi sehasta
Pendidikan takkan pernah khianati
Bagi sesiapa yang menapaki jalannya:
Pasti
Terus melangkah, kawan
Pendidikan adalah pintu gerbang
Menuju cerah kehidupan:
Masa depan
Janji Pahlawan Pendidikan
Jangan jadi alasan
Jika fasilitas pendidikan yang didapatkan kurang
Jangan jadi alasan: kemalasan
Saat gedung belum memadai
Jangan jadi alasan
Ketika buku-buku pendukung belum datang
Orang hebat takkan rutuki keadaan
Ia akan upayakan tetap bertahan
Di kondisi sedemikian
Pendidikan harus terus digaungkan
Meski keterbatasan membatasi
Pendidikan mesti tetap dijalankan
Walau banyak rintangan menghadang
Inilah komitmen sejati
Janji para pahlawan pendidikan
Berjuang untuk yang terbaik
Sekuat tenaga:
Mengeluarkan segenap kemampuan
Patriot
Ia memang tak segagah tentara
Tak serapi direktur
Tak seberotot kuli bangunan
Tak sepintar para profesor
Ia hanyalah orang biasa
Manusia kebanyakan
Hanya satu kelebihan:
Kesabaran, pengabdian
Kecintaan pada anak didik
Kasih sayang tiada tara
Sepenuh hati mengajarkan
Mendidik dari hati
Ialah patriot, tanpa gelar, tanpa bintang jasa,
Ia lah guru-guru kita
Pendidikan yang Merata dan Berkualitas
Dua Mei 2017
hari ini, untuk kesekian kali
bangsa ini memperingati hari pendidikan nasional
Demi mencerdaskan anak-anak negeri
demi membukakakan gerbang masa depan cerah bagi mereka
dan demi kemajuan bangsa
Negara ini mengemban tugas berat
untuk mewujudkan pendidikan
yang merata dan berkualitas
Pendidikan yang ada di pulau jawa
harus sama dengan yang ada di Papua
Pengajaran yang ada di Sulawesi
harus tak berbeda dengan yang ada di Sumatera
Bangunan Pendidikan yang ada di Kalimantan
harus sama bagusnya dengan bangunan yang ada di Pulau Bali
Itulah tanggung jawab kita semua
mewujudkan pendidikan yang setara antara satu dan lainnya
Semangat Hari Pendidikan Nasional
Hari ini untuk kesekian kalinya
bendera merah putih dikibarkan
di halaman ini
Kibaran sang saka yang gagah perkasa
di angkasa
mengatakan kepada kita semua
Hari ini, dua mei ini
adalah hari pendidikan nasional
sebuah hari yang menandai bahwa
pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah bangsa
sebuah hari yang menjadi pengingat bagi kita
semua bahwa dahulu ada tokoh besar yang dilahirkan
Hari ini adalah momentum bagi kita semua
para guru
untuk merenungkan kembali
siapa jatidiri kita sebenarnya
Kita adalah para guru
yang bekerja untuk
mengajar
mendidik
bahkan momong
para generasi penerus bangsa
Kita juga
yang memegang tanggung jawab besar
untuk memberi bekal terbaik
bagi putra-putri bangsa
Wahai para guru,
Atas dasar itulah kita semua berada di sini
untuk meneruskan tongkat estafet
yang diwariskan oleh Ki Hajar Dewantara menjadi pendidik yang benar-benar mendidik
Kita adalah Kaum Pendidik
Kaum pendidik
adalah mereka
yang mengabdikan dirinya
untuk mengemban tugas berat
di pundaknya
Kaum pendidik
adalah mereka
yang tanpa lelah
mengajarkan ilmu
kepada putra-putri bangsa
Kaum pendidik
adalah mereka
yang berani menggantikan
peran orang tua
di sekolah
Kaum pendidik
adalah mereka
yang merelakan waktunya
membangun pondasi yang kuat
bagi masa depan anak bangsa
kaum pendidik
adalah mereka
yang ikhlas berbakti
memberi tauladan kebaikan
bagi para muridnya
Kaum pendidik
adalah penunjuk jalan
bagi putra-putri bangsa
Kaum pendidik
adalah pelita
yang tak henti menyala
untuk memberi suluh
bagi putra-putri bangsa
Kaum pendidik
adalah kita
Yang Terhormat Para Wali Murid
Saat suara bel masuk kelas
memenuhi seluruh lingkungan sekolah
Saat itu juga
kami telah menggantikan posisimu
sebagai orang tua bagi anak-anakmu
Bukan hanya saat itu
Sejak putra-putrimu tercatat sebagai siswa
di sekolah,
saat itulah, kami telah menjadi orang tua bagi
putra-putrimu
Putra-putrimu
adalah putra-putriku juga
Sebagaimana dirimu yang menginginkan
yang terbaik bagi mereka
kamipun berpikiran sama
mereka harus pintar
mereka harus rajin
mereka harus berkarakter
mereka harus juara
Itulah keinginan kami
Dalam perjalanannya, kami harus menghadapi
banyak kenakalan-kenakalan yang menguji mental dan kesabaran kami
yang mungkin tidak pernah dilakukan putra-putrimu selama di rumah
Terkadang ada beberapa orang dari kami
yang tersulut emosinya atas ulah putra-putrimu
Kalian, para wali murid tak mau tahu
Kalian gunakan pendekatan hukum untuk menghakimi kami
Itu tidak adil bagi kami
Mohon pahamilah diri kami
Sebagai guru, kami memang sudah dibayar
dengan harga yang mahal
kecuali bagi yang masih berstatus wiyata bakti
Namun
pekerjaan kami juga bukan pekerjaan ringan
kami harus menjadi orang tua bagi puluhan, hingga ratusan anak
Mata kami harus terus mengawasi
segala kegiatan putra-putrimu
telinga kami harus waspada
setiap saat
Jadi, wahai orang tua murid
kami ini juga orang tua bagi anak-anakmu
jadilah bijaksana dengan tidak tergesa-gesa
menghakimi kesalahan kami