Syair puisi karya wiji thukul paling populer

Biografi wiji thukul

Biografi wiji thukul

Kumpulan lengkap puisi karya wiji thukul — Siapa yang tidak kenal dengan sosok satu ini? Ya, wiji thukul nama yang sempat menjadi sorotan di jaman orde baru. Wiji thukul merupakan sastrawan sekaligus aktivis yang dilahirkan di sorogenen solo pada tanggal 26 agustus 1963 dan menghilang pada tahun 1998 karena penculikan oleh tim mawar kopasus, ia adalah salah satu aktivis yang di culik dari 13 korban penculikan pada tahun 1998 dan sampai saat inipun tidak diketahui kepastian dimana keberadaanya , kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998, sejak itulah dia mulai berpindah-pindah keluar masuk kampung kota untuk bersembunyi menghilangkan jejak dari kejaran aparat, dalam pelarianya itu Wiji Tukul tetap saja menulis puisi-puisi yang pro-demokrasi yang dimana salah satunya berjudul para jendral marah-marah.

Puisi Wiji Tukul memang sangat melekat di kalangan para mahasiswa pro-demokrasi yang senantiasa di gemakan dalam berbagai aksi-aksi utnuk membangun semangat para mahasiswa tentunya. Seperti berikut :

Sajak puisi wiji thukul yang terkenal

PERINGATAN

Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!.

(Wiji Thukul, 1986)

SAJAK SUARA

sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
mulut bisa dibungkam
namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku
suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diamaku
siapkan untukmu: pemberontakan!

sesungguhnya suara itu bukan perampok
yang ingin merayah hartamu
ia ingin bicara
mengapa kau kokang senjata
dan gemetar ketika suara-suara itu
menuntut keadilan?
sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
ialah yang mengajari aku bertanya
dan pada akhirnya tidak bisa tidak
engkau harus menjawabnya
apabila engkau tetap bertahan
aku akan memburumu seperti kutukan

BUNGA DAN TEMBOK

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri

Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: engkau harus hancur!

Dalam keyakinan kami
Di manapun — tirani harus tumbang!

TENTANG SEBUAH GERAKAN

Tadinya aku pingin bilang
aku butuh rumah
tapi lantas kuganti
dengan kalimat
SETIAP ORANG BUTUH TANAH
ingat: Setiap orang

aku berpikir
tentang sebuah gerakan
tapi mana mungkin
aku nuntut sendirian

aku bukan orang suci
yang bisa hidup dari sekepal nasi
dan air sekendi
aku butuh celana dan baju
untuk menutup kemaluanku

aku berpikir
tentang sebuah gerakan
tapi mana mungkin
kalau diam

NYANYIAN AKAR RUMPUT

jalan raya dilebarkan
kami terusir
mendirikan kampung
digusur
kami pindah-pindah
menempel di tembok-tembok
dicabut
terbuang

kami rumput
butuh tanah
dengar!
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden!

BUNGA DAN TEMBOK

Seumpama bunga

Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanahSeumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besiSeumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri

Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: engkau harus hancur!

Dalam keyakinan kami
Di manapun — tirani harus tumbang!

SUKMAKU MERDEKA

Tidak tergantung kepada Departemen Tenaga Kerja
Semakin hari semakin nyata nasib di tanganku
Tidak diubah oleh siapapun
Tidak juga akan dirubah oleh Tuhan Pemilik Surga

Apakah ini menyakitkan? entahlah !

Aku tak menyumpahi rahim ibuku lagi
Sebab pasti malam tidak akan berubah menjadi pagi
Hanya dengan memaki-makiWaktu yang diisi keluh akan berisi keluh
Waktu yang berkeringat karena kerja akan melahirkan

Serdadu-serdadu kebijaksanaan
Biar perang meletus kapan saja
Itu bukan apa-apa

Masalah nomer satu adalah hari ini
Jangan mati sebelum dimampus takdirSebelum malam mengucap selamat malam
Sebelum kubur mengucapkan selamat datang
Aku mengucap kepada hidup yang jelata
M E R D E K A..!!!!

SEHARI SAJA KAWAN

Satu kawan bawa tiga kawan
Masing-masing nggandeng lima kawan
Sudah berapa kita punya kawanSatukawan bawa tiga kawan

Masing-masing bawa lima kawan
Kalau kita satu pabrik bayangkan kawanKalau kita satu hati kawan
Satu tuntutan bersatu suara
Satu pabrik satu kekuatan

Kita tak mimpi kawan!Kalau satu pabrik bersatu hati
Mogok dengan seratus poster
Tiga hari tiga malam
Kenapa tidak kawan

Kalau satu pabrik satu serikat buruh
Bersatu hati
Mogok bersama sepuluh daerah
Sehari saja kawan
Sehari saja kawan

Sehari saja kawan
Kalau kita yang berjuta-juta
Bersatu hati mogok
Maka kapas tetap terwujud kapas
Karena mesin pintal akan mati
Kapas akan tetap berwujud kapas
Tidak akan berwujud menjadi kain
Serupa pelangi pabrik akan lumpuh mati

Juga jalan-jalan
Anak-anak tak pergi sekolah
Karena tak ada bis
Langit pun akan sunyi
Karena mesin pesawat terbang tak berputar
Karena lapangan terbang lumpuh mati

Sehari saja kawan
Kalau kita mogok kerja
Dan menyanyi dalam satu barisan
Sehari saja kawan
Kapitalis pasti kelabakan

12-11-1994

BURUH-BURUH

di batas desa
pagi — pagi
dijemput truk
dihitung seperti pesakitan
diangkut ke pabrik

begitu seterusnyamesin terus berputar
pabrik harus berproduksi
pulang malam
badan loyo

nasi dinginbagaimana kalau anak sakit

bagaimana obat
bagaimana dokter
bagaimana rumah sakit
bagaimana uang
bagaimana gaji
bagaimana pabrik? mogok?
pecat! mesin tak boleh berhenti

maka mengalirlah tenaga murah
mbak ayu kakang dari desadisedot
sampai pucat
Solo, 4-1986

EDAN

Sudah dengan cerita mursilah?
Edan…!!Dia dituduh maling karena mengumpulkan serpihan kain
Dia sambung-sambung jadi mukena untuk sembahyang
Padahal mukena tak dibawa pulang
Padahal mukena dia taroh di tempat kerja
Edan…!!Sudah diperas dituduh maling pula
Sudah dengan cerita santi?
Edan…!!Karena istirahat gaji dipotong
Edan…!!

Karena main kartu lima kawannya langsung dipecat majikan
Padahal tak pakai wang
Padahal pas waktu luang
Edan…!!
Kita mah bukan sekrup

Bandung, 21 Mei 1992

SEORANG BURUH MASUK TOKO

masuk toko
yang pertama kurasa adalah cahaya
yang terang benderang
tak seperti jalan-jalan sempit

di kampungku yang gelapsorot mata para penjaga
dan lampu-lampu yang mengitariku
seperti sengaja hendak menunjukkan
dari mana asalkuaku melihat kakiku — jari-jarinya bergerak

aku melihat sandal jepitku
aku menoleh ke kiri ke kanan — bau-bau harum
aku menatap betis-betis dan sepatu

bulu tubuhku berdiri merasakan desir
kipas angin
yang berputar-putar halus lembut
badanku makin mingkup

aku melihat barang-barang yang dipajang
aku menghitung-hitung
aku menghitung upahku
aku menghitung harga tenagaku

yang menggerakkan mesin-mesin di pabrik
aku melihat harga-harga kebutuhan
di etalaseaku melihat bayanganku

makin letih
dan terus dihisap

Syair puisi karya wiji thukul paling populer